kiamarket.com

komunitas kia farmasi indonesia

Taekwondo

Beranda Bumi bergetar setiap 85 tahun tapi mengapa

Penelitian baru menunjukkan inti bumi sedikit bergetar akibat ketidakselarasan kecil antara inti bumi dan mantel

Para ilmuwan di Cina baru-baru ini mendapat penemuan di jantung planet kita, yaitu setiap 8,5 tahun, inti bumi bergetar pada sumbu rotasinya. Pergeseran itu kemungkinan karena ketidakselarasan kecil antara inti dalam dan mantel bumi, lapisan di bawah kerak bumi.

Penelitian itu telah diterbitkan di jurnal Nature Communications pada 8 Desember 2023. Menurut mereka, mulai sekitar 2.896 km di bawah permukaan, inti bumi terbagi menjadi batas luar cair yang berputar-putar dan lapisan dalam yang sebagian besar padat. Wilayah itu ikut bertanggung jawab atas sejumlah dinamika geofisika planet kita, mulai dari lamanya hari hingga medan magnet bumi.

Hal itu membantu melindungi umat manusia dari sinar berbahaya yang dipancarkan matahari. Kemiringan inti dalam yang baru ditemukan tersebut pada akhirnya menyebabkan perubahan bentuk dan gerakan inti cair, yang mengarah pada potensi pergeseran medan magnet bumi.

Untuk lebih memahami cara kerja inti bumi, pada tahun 2019 para peneliti geofisika yang dipimpin Hao Ding dari Universitas Wuhan, menganalisis pergerakan relatif sumbu rotasi bumi terhadap keraknya, yang dikenal sebagai rotasi kutub. Mereka mendeteksi sedikit penyimpangan dalam gerakan kutub yang terjadi setiap 8,5 tahun, yang menunjukkan potensi adanya goyangan inti dalam, mirip dengan goyangan gasing yang berputar.  

Dalam penelitian terbaru mereka, Ding dan rekan penulisnya lebih jauh mengkonfirmasi siklus tersebut. Mereka mengukur pergeseran kecil panjang hari di seluruh dunia, yang dikendalikan oleh pergerakan periodik sumbu rotasi bumi, dan membandingkannya dengan data variasi gerakan kutub yang diidentifikasi sebelumnya. 

Data mereka menunjukkan, goyangan inti bumi kemungkinan besar disebabkan kemiringan 0,17 derajat antara inti dalam dan mantel bumi, yang bertentangan dengan teori rotasi bumi sebelumnya. "Hal itu mengasumsikan bahwa sumbu rotasi inti dan mantel bumi bertepatan,” kata Ding kepada Live Science melalui email.

Kemiringan itu diduga menunjukkan belahan bumi barat laut dari inti dalam sedikit lebih padat dibandingkan lapisan lainnya. Kemudian, ada perbedaan kepadatan antara inti dalam dan luar bumi. 

Profesor ilmu bumi di Universitas California, John Vidale mengatakan, penelitian baru dari Cina itu membantu membedakan komposisi antara logam di inti padat bagian dalam dan bagian luar yang cair. Kemudian memperkirakan arah dan kecepatan goyangan inti bagian dalam. “Tidak ada apa pun di sini yang bisa menyelamatkan umat manusia pekan ini, namun upaya tersebut menambah landasan dasar untuk memahami planet kita,” kata dia.

Tim peneliti mengesampingkan pengaruh atmosfer, samudera, dan hidrologi yang menyebabkan penyimpangan gerakan kutub selain goyangan inti dalam. Namun, kata Vidale, sulit memastikan sumber-sumber itu tidak berperan karena dibutuhkan banyak ahli untuk menyusun analisis dalam penelitian tersebut.